Salah satu alasan yang membawa saya untuk datang ke Tanjung Puting ini adalah, karena Orangutan di taman nasional ini lebih dihargai, atau katakanlah lebih dimanusiakan. Sedih rasanya jika difikirkan, bahwa sejak kecil saya hanya tau dan menyaksikan seekor Orangutan hanyalah sebuah tontonan yang bebas dilempari kacang ke dalam kandangnya. Ditertawakan atas tingkahnya, digendong sesuka hati, diberi makanan tanpa tau baik atau tidak untuknya. Dan percayalah, bahwa datang ke Taman Nasional Tanjung Puting ini akan memperlihatkan kalian fakta yang berbeda jauh, di sini, kalian hanya akan melihat Orangutan yang disayang :\’)
Mengenal Siswi Sang Primadona Camp Leakey
Aksi Siswi menghadang jalan saya dan beberapa rombongan lain. Foto diambil oleh Felicia Lasmana 🙂
Mengenal Siswi Sang Primadona Camp Leakey
Saya dan Kak Indri hanya berjarak beberapa meter di belakang Siswi
Bernama Siswi, salah satu dominant female yang berusia kurang lebih 40 tahun dan tinggal di Camp Leakey. Dikenal karena sifatnya yang selalu penasaran (dan berujung jahil). Sekitar pukul 4 sore, usai menyaksikan feeding session di Camp Leakey, saya dan rombongan harus kembali ke Klotok sebelum hari mulai gelap. Ini bukanlah kali pertama Siswi menghadang jalan pengunjung untuk kembali ke dermaga, Siswi kelihatan ingin diajak bermain, atau mungkin diajak bergosip-gosip ria seperti emak-emak pada umumnya, entahlah…
Berbeda dengan di kebun binatang, di Tanjung Puting ini banyak peraturan yang harus pengunjung patuhi. Karena di hutan ini manusia adalah tamu, karena Tanjung Puting adalah satu-satunya istana atau kerajaan yang menerima dan melindungi para Orangutan dengan baik. Beberapa peraturannya seperti; wajib didampingi karyawan atau guide ketika memasuki taman nasional, menjaga jarak minimal 5 meter dari orangutan, tidak makan atau minum di depan orangutan, dilarang untuk menyentuh orangutan, hingga larangan untuk berisik atau bersuara keras.

 

BACA JUGA :  Hat Yai, Thailand rasa Hindi ;')
Mengenal Siswi Sang Primadona Camp Leakey
Siswi suka tiba-tiba duduk kelelahan
Mengenal Siswi Sang Primadona Camp Leakey
Karena nggak boleh menyentuh kami harus menunggu Siswi kembali bergerak

Maka kami dan beberapa rombongan turis lain yang dihadang jalannya oleh Siswi hanya dapat menunggu sampai ia bergerak maju ke depan. Saya yang berada tepat di belakang punggungnya terus berusaha untuk menjaga jarak, namun Siswi selalu tiba-tiba berhenti dan duduk. Mungkin mamah senior ini lelah, ia akan kembali berjalan jika sudah cukup duduk-duduk cantiknya.
Tapi kemudian Siswi berbalik arah dan berusaha menggapai kaki saya yang nyaris saja ia dapat, entah siapa yang saya tubruk di belakang, saya hanya berusaha menghindar agar tidak diceburkan ke dalam sungai hitam yang berpenghuni (buaya) itu. Hamdalah, ternyata si mamah senior Siswi cuma ngajak bercanda (tapi Mak! bikin jantungan), setelah adegan rusuh itu kayaknya Siswi asik ketawa cekikikan karena berhasil bikin kami semua histeris. Hemmn.. Leh uga!
Mengenal Siswi Sang Primadona Camp Leakey
Tua tapi tidak usang, Siswi ini emak-emak tapi ngerti lensa kamera dan langsung pose. Hii ganjen 🙂
Mengenal Siswi Sang Primadona Camp Leakey
Setelah kami naik ke Klotok, Siswi yang selesai mandi malah menahan talinya. See, mereka pintar banget!
Sampai akhirnya Mas Ari yang menjadi salah satu guide kami berinisiatif membujuk Siswi agar nggak iseng dan cepat-cepat berjalan ke dermaga. Kabarnya Siswi memang nurutnya sama mas-mas muda nan ganteng seperti Mas Ari ini,

“Hei Siswi, jangan begitulah.. yang lain mau pulang. Ayo yang cepat jalannya..” 

Kemudian, Oh my god! Siswi menurut perkataan dari Mas Ari, ia langsung jalan ke depan dan menepi mempersilahkan kami untuk lewat. Dan tanpa diduga-duga pula bahwa Siswi datang ke dermaga untuk mandi sore, tidak hanya modal centil, ternyata Siswi tetap mengimbanginya dengan rajin mandi sore. Mungkin kalau ada fasilitas salon dan sauna, Siswi pasti udah jadi member tetap. Muahaha

Ps: Saya dan teman-teman menggunakan jasa tour dari Tourtanjungputing.com 


Cerita perjalanan Tanjung Puting lainnya:
 
Mewujudkan Mimpi Di Taman Nasional Tanjung Puting
Jelajah Sungai Berair Hitam Sekonyer
BACA JUGA :  Tertambat Hati di Desa Sawarna

You may also like

20 Comments

  1. sebuah perbedaan yang paling mencolok antara orangutan kalimantan dengan orangutan sumatra adalah, orangutan sumatra tidak mau turun dari pohon dan berjalan di tanah atau lantai hutan 🙂

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *