![]() |
Bakul pecel yang sederhana |
Bermula dari para followers instagram @idbcpr yang memberi beberapa rekomendasi kuliner Surabaya, yang katanya wajib untuk dicoba. Beberapa banyak menyebutkan kata Semanggi, yang cuma saya tau Semanggi adalah nama sebuah plaza yang gak jauh dari kost kami (saya dan fahmi) di Jakarta. Iya, gini-gini kami anak Jaksel yang lumayan sering ngemall kok.
Dan ternyata Semanggi merupakan salah satu makanan tradisional khas Kota Surabaya gaes, semacam jenis pecel berbahan dasar daun semanggi. Mahahaha jadi yang sering main ke Plangi alias Plaza Semanggi juga mesti tau, kalau ternyata mall ini adalah nama sebuah pecel di Surabaya. Dan lambang daunnya yang mungil tersebut.
The problem is… Kuliner yang satu ini ternyata udah langka banget dan sulit untuk ditemuin. Sempet hopeless karena saya yang sedang ikut dalam rangkaian perjalanan Sapta Nusantara bersama @IndTravel, jadi gak punya kesempatan untuk berburu pecel langka yang satu ini. Taman Bungkul jadi salah satu lokasi yang masih terdapat penjual Semanggi, tapi sayangnya rombongan nggak mampir ke sana. Hks
![]() |
Yuki dan Kak Ika yang semangat menyantap Pecel Semanggi |
![]() |
Bumbunya melimpah |
Harga per porsinya Rp. 7.000, meskipun Semanggi merupakan jenis makanan pecel namun bahan dan rasaya terasa sangat berbeda dengan pecel pada umumnya. Perbedaan rasa disebabkan karena menggunakan bahan dasar daun semanggi dan bumbu yang digunakan terbuat dari ketela rambat sehingga memiliki cita rasa yang khas. Selain itu, pecel Surabaya juga di tambahakan bahan seperti kecambah dan kerupuk puli/ kerupuk beras.
![]() |
Kerupuknya juga bikin makin endeuss |
![]() |
Oh ini toh yang namanya daun Semanggi….. |
![]() |
Mas beb yang asli Blitar merasa gagal karena nggak tau sama kuliner yang satu ini xixixii |
Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel) dalam campaign Sapta Nusantara yang berlangsung selama 16 hari. Kalian dapat menyaksikan foto dan video perjalanan yang diabadikan oleh tim Sapta Nusantara di social media Twitter serta Instagram melalui hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara
Saya juga baru tahu kalau kata Semanggi itu berasal dari kata Daun Semanggi.
Indonesia memang kaya akan kuliner pecel, tiap daerah beda rasa. Daunnya mirip daun singkong yah.
Dulu penjual semanggi lewat tiap hari di Surabaya sana, tapi belakangan juga udah mulai jarang.
Beruntung banget ya bisa makan semanggi di depan masjid Al Akbar.. Cari rujak cingur juga harusnya kemarin
Daunnya lembut banget kak Akbar, beda dengan Singkong.
Karna kecil-kecil banget, jadi makan pecelnya kek gak berasa makan daun hehe
Iyaaaa, makanya aku merasa sangat beruntung bisa ketemu tanpa susah payah mbak ;'D
Iya Mas Hanif, hahhaha Allah Maha Baik pada mahmud. xoxoxoo
cingur kan banyak di jakarta :p
Halo mbaaaak. Waduh ngilerrrr. AKu suka pecel lho, tapi nggak suka yang terlalu pedeees. itu enak banget kalo makannya pake kerupuknyaa. :9/
Baru pertama kali main ke sini nih mbaak. Salam kenal yaa. Hehehe. (w)/
Sebagai sesama penyuka pecel, mari kita tossss!ehehhe
Salam kenal juga, terimakasih sudah berkunjung 🙂
lumayan terobati ya putri bisa coba pecel semanggi, kalau di temanggung ada Pecel Kenci Put 🙂
WAH HARUS KUDU COBA TUH!
Whoaaa asli laper dan kangen makan pecel semanggi. Aku pernah tinggal di Surabaya selama 13 tahun, jadi sudah akrab sama pecel ini.
Asiknyaaa, di Jakarta nggak ada nih kak!
Eh semoga nemu di Blitar nanti, kali aja ada hehe